Materi Keseimbangan Umum
Keseimbangan Umum
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keseimbangan Umum (General
Equilibrium)
Keseimbangan
umum merupakan seimbangnya harga beli terhadap harga jual, seimbangnya
permintaan barang dengan penawaran barang, juga keseimbangan antara pengeluaran
uang dengan pemasukan dan keseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran
yang terjadi. Keseimbangan umum atau equilibrium meliputi beberapa pasar yaitu:
pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja dan pasar modal. Jumlah barang
pada keadaan itu disebut kuantitas keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk
keadaan keseimbangan itu disebut harga keseimbangan. Keseimbangan umum terjadi
apabila pasar uang dan pasar barang berada dalam keseimbangan secara
bersama-sama dan keseimbangan tersebut diperoleh keseimbangan pendapatan
nasional dan keseimbangan tingkat bunga. Misalkan dalam sebuah perekonomian ada
sepuluh juta barang, jika semua barang mempunyai struktur pasar bersaing
sempurna, maka penawaran dan permintaan dari sepuluh juta barang tersebut akan
sama. Kondisi ini disebut terjadi keseimbangan umum. Dalam kondisi seperti ini
tidak ada seorang pun yang mampu menaikkan kepuasannya tanpa mengurangi
kepuasan orang lain. Dengan kata lain semua orang telah mengoptimalkan
keputusannya. Semua konsumen telah menentukan pola konsumsinya dan semua
produsen telah menentukan pola produksinya. keseimbangan umum adalah model
analisis keseimbangan harga danoutput pasar
dengan pendekatan keterkaitan antar barang dan antarpasar dengan asumsi perfectly competitive price system.
Ilustrasi
:
Awalnya
semua pasar berada ditingkat keseimbangan (P1;W1; P2danW2).
a.
Ketika terjadi kenaikan permintaan tomat (D – D'), maka akan terjadi serangkaian
penyesuaian di pasar lain yang terkait.
b.
Kenaikan permintaan tenaga kerja (D – D') dan upah pekerja diperkebunan
tomat (W1 – W3). Kenaikan biaya produksi tomat yang
menyebabkan kenaikan harga (P1 –
P3) akan mengakibatkan pergeseran
kurva penawaran (S – S').
c.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan mentimun (D – D')
d.
dan penurunan permintaan tenaga kerja diperkebunan mentimun (D – D') .
B. Macam –
Macam Keseimbangan Umum
1) Keseimbangan
umum pada pasar persaingan sempurna
Dalam
efisiensi produksi perlu memikirkan adanya alokasi sumber daya yang efisien
secara teknis, yaitu suatu pengalokasian sumber daya yang tersedia sedemikian
rupa, sehingga untuk memproduksi satu atau lebih produk menyebabkan pengurangan
produksi barang-barang lainnya. Alokasi sumber daya tersebut haruslah efisien
secara ekonomis, yaitu sebuah alokasi sumber daya yang efisien secara teknis di
mana kombinasi output yang diproduksi juga mencerminkan preferensi masyarakat.
Tingkat transformasi produk merupakan slope dari batas kemungkinan produksi
yang menunjukkan biaya oportunitas yang terlibat dalam memproduksi suatu produk
lebih banyak dengan mengurangi produk lainnya. Tingkat transformasi produk
merupakan bentuk rasio dari biaya marjinal. Pasar bersaing sempurna mengandung
faktor insentif sesuai dengan asumsi pelaku ekonomi, yaitu memaksimumkan utility/profit pelaku ekonomi. Insentif tersebut
memberikan garansi bahwa pelaku ekonomi akan mengalokasikan sumberdaya mereka
secara efisien. Oleh karena itu, struktur pasar tersebut akan
menghasilkan output yang optimal. Namun, struktur pasar
bersaing sempurna tidak memberikan garansi bahwa kue perekonomian akan terbagi
secara merata kepada semua pelaku ekonomi.Keseimbangan umum Pasar sempurna
contohnya pasar tomat dan tiga pasar lainnya yang terkait, yaitu (1) Pasar
pemetik tomat, (2) pasar untuk produk terkait dan (3) pasar untuk pemetik
ketimun.
2.
Keseimbangan umum pada pasar persaingan tidak sempurna
Pasar
persaingan tidak sempurna merupakan situasi pasar di mana penjual atau pembeli
mempunyai pengaruh pada harga barang atau jasa. Aspek penting dari seluruh situasi
ini adalah bahwa penerimaan marjinal berbeda dengan harga pasar karena
perusahaan tidak lagi bertindak sebagai penerima harga. Sistem harga dapat pula
mengalami kegagalan dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien apabila
terdapat hubungan antar perusahaan atau antara perusahaan dengan individu yang
tidak dapat dicerminkan dengan baik oleh harga pasar. Hal ini terjadi karena
adanya eksternalitas, yaitu suatu pengaruh dari aktivitas perusahaan terhadap
kehidupan individu yang tidak secara langsung diperhitungkan oleh bekerjanya
sistem harga normal.
3.)
Keseimbangan Harga Pasar
Harga
suatu barang terbentuk oleh interaksi antara permintaan agregat (permintaan
pasar) dan penawaran agregat barang (penawaran pasar) tersebut. Permintaan barang
terhadap suatu barang adalah jumlah dari semua permintaan individu-individu
konsumen relatif kecil (negligible)
dibanding jumlah permintaan pasar. Oleh karena itu masing-masing konsumen tidak
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi permintaan pasar Sedangkan penawaran
terhadap suatu barang adalah jumlah dari semua penawaran individu-individu
produsen barang tersebut. Jumlah produk yang dihasilkan produsen relatif kecil
dibanding jumlah persediaan pasar. Oleh karena itu masing-masing produsen tidak
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi penawaran pasar (market power) sehingga masing-masing produsen tidak
mampu merubah harga pasar.Menurut hukum kesejahteraan ekonomi yang pertama,
harga yang dibentuk oleh struktur pasar inilah yang mampu menghasilkan alokasi
sumberdaya dengan total kesejahteraan tertinggi untuk sebuah perekonomian.Dalam
hal ini terjadi keseimbangan untuk dua barang, permintaan dan penawaran untuk
kedua barang tersebut adalah sama, dan dalam kondisi ini masing-masing produsen
mengoptimalkan utility mereka. Keseimbangan untuk semua barang
dalam sebuah perekonomian disebut keseimbangan umum (general equilibrium). Secara umum dalam suatu perekonomian
jumlah barangnya tidak hanya satu dua barang namun terdapat banyak barang. Jika
dalam perekonomian terdiri atas banyak barang dan semua harga barang terbentuk
melalui mekanisme pasar bersaing sempurna. Maka sumber daya yang ada akan
dialokasikan secara optimal. Terkadang fokus analisis hanya untuk satu barang.
Teknik analisis ini biasa disebut analisi parsial dan bentuk keseimbangannya
disebut keseimbangan parsial. Dalam analisis ada faktor penting yang
dikesampingkan yaitu faktor hubungan antara dua barang. Bentuk hubungan antara
dua barang bisa saling menggantikan (substitusi), melengkapi (komplemen) dan
tidak berhubungan (independent). Jika dua barang tidak bersifat saling
independen, maka permintaan barang yang satu akan mempengaruhi permintaan
barang yang lainnya. Karakteristik inilah yang membuat analisis keseimbangan
umum menjadi rumit, terutama jika jumlah barang dalam analisis menjadi banyak.
4.
skenario keseimbangan umum
Misalkan
dalam sebuah perekonomian ada sepuluh juta barang, jika semua barang mempunyai
struktur pasar bersaing sempurna, maka penawaran dan permintaan dari sepuluh
juta barang tersebut akan sama. Kondisi ini disebut terjadi keseimbangan umum.
Semua orang Indonesia telah mengoptimalkan utilitynya, semua orang puas. Dalam kondisi
seperti ini tidak ada seorang pun yang mampu menaikkan kepuasannya tanpa
mengurangi kepuasan orang lain. Dengan kata lain semua orang telah
mengoptimalkan keputusannya. Semua konsumen telah menentukan pola konsumsinya
dan semua produsen telah menentukan pola produksinya.
5.
Keseimbangan Harga Pasar
Harga
suatu barang terbentuk oleh interaksi antara permintaan agregat (permintaan
pasar) dan penawaran agregat barang (penawaran pasar) tersebut. Permintaan
barang terhadap suatu barang adalah jumlah dari semua permintaan
individu-individu konsumen relatif kecil (negligible) disbanding jumlah permintaan pasar. Oleh
karena itu masing-masing konsumen tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
permintaan pasar.Sedangkan penawaran terhadap suatu barang adalah jumlah dari
semua penawaran individu-individu produsen barang tersebut. Jumlah produk yang
dihasilkan produsen relatif kecil disbanding jumlah persediaan pasar. Oleh
karena itu masing-masing produsen tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
penawaran pasar (market power) sehingga masing-masing produsen tidak
mampu merubah harga pasar.
Dalam
hal ini terjadi keseimbangan untuk dua barang, permintaan dan penawaran untuk
kedua barang tersebut adalah sama, dan dalam kondisi ini masing-masing produsen
mengoptimalkan utility mereka. Keseimbangan untuk semua barang
dalam sebuah perekonomian disebut keseimbangan umum (general equilibrium). Secara umum dalam suatu perekonomian
jumlah barangnya tidak hanya satu dua barang namun terdapat banyak barang. Jika
dalam perekonomian terdiri atas banyak barang dan semua harga barang terbentuk
melalui mekanisme pasar bersaing sempurna. Maka sumber daya yang ada akan
dialokasikan secara optimal.
Terkadang
fokus analisis hanya untuk satu barang. Teknik analisis ini biasa disebut
analisi parsial dan bentuk keseimbangannya disebut keseimbangan parsial. Dalam
analisis ada faktor penting yang dikesampingkan yaitu faktor hubungan antara
dua barang. Bentuk hubungan antara dua barang bisa saling menggantikan
(substitusi), melengkapi (komplemen) dan tidak berhubungan (independent). Jika
dua barang tidak bersifat saling independen, maka permintaan barang yang satu
akan mempengaruhi permintaan barang yang lainnya. Karakteristik inilah yang
membuat analisis keseimbangan umum menjadi rumit, terutama jika jumlah barang
dalam analisis menjadi banyak.
6.Teori
Pasar
Dalam
teori pasar, harga yang merupakan sinyal kelangkaan suatu barang/sumber daya,
memegang peran dalam alokasi sumberdaya dan distribusi pendapatan (melalui
harga/pendapatan dari faktor produksi/input).
Dalam melakukan optimasi alokasi sumber daya, pelaku ekonomi akan cenderung mengkonsumsi/
menggunakan barang/input relatif sedikit untuk barang yang
harganya tinggi. Harga yang merupakan faktor penting dalam alokasi sumberdaya
biasanya terbentuk melalui interaksi penawaran produsen seperti dalam pasar
bersaing sempurna adalah bahwa harga bisa terbentuk tanpa interaksi langsung
antara produsen dan pembeli.
7.
Hukum Permintaan
Permintaan
terhadap barang atau jasa didefinisikan sebagai : kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk
membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu.Dalam
analisis permintaan terhadap suatu barang atau jasa, ditelaah faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya kuantitas atau jumlah barang/jasa yang diminta
oleh konsumen. Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan suatu
barang, yang paling utama adalah harga dari barang itu sendiri. Faktor lain
yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang adalah faktor pendapatan
masyarakat, harga barang lain, jumlah penduduk serta selera.
8.
Hukum Penawaran
Penawaran
barang atau jasa didefinisikan sebagai : kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk
menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu. Analisis
penawaran juga mengasumsikan suatu periode tertentu, dan bahwa faktor-faktor
penentu penawaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau
konstan (ceteris paribus). Hubungan antara jumlah barang yang
ditawarkan dengan harga barang adalah hubungan searah. Jika harga barang tinggi
maka akan lebih banyak orang yang melihat potensi mendapatkan keuntungan dengan
menjual barang yang diproduksi atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran
barang tersebutpun tinggi. Sebaliknya apabila harga barang turun, maka jumlah
penawaran pun akan turun. Lebih sedikit orang yang dapat memperoleh keuntungan
dari harga yang rendah, sedangkan mereka yang tidak memperoleh keuntungan dari
harga yang rendah akan menunda penjualan, akibatnya jumlah penawaran di pasar
pun berkurang.
Keseimbangan
permintaan barang dan penawaran menghasilkan harga keseimbangan yang lebih
tinggi dan kuantitas keseimbangan yang lebih rendah. Tampak bahwa dengan
memasukkan biaya polusi ke dalam struktur biaya perusahaan, jumlah barang yang
dipertukarkan di pasar menjadi lebih rendah, artinya perusahaan memproduksi
lebih sedikit barang, dan dengan demikian lebih sedikit polusi yang dihasilkan
Faktor
yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyaknya permintaan,
tingkat keuntungan relative (tingkat harga), tingkat usaha manusia
(produktivitas), besarnya tenaga buruh termasuk ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan, serta kemampuan teknik dan
perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
permintaan adalah pendapatan, jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat
masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.
9.
Keseimbangan Umum dalam Islam
Karena
nilai – nilai moral akidah dan akhlak serta ketentuan – ketentuan hukum syariah
tidak memperkenankan praktek – praktek ekonomi yang mengandung riba, maisir dan
spekulasi, maka muara aktifitas ekonomi secara makro lebih dideskripsikan oleh
mekanisme di pasar barang dan jasa. Moneter dalam definisi konvensional tidak
sejalan dengan nilai dan ketentuan hukum syariah Islam, sehingga keberadaannya menjadi
tidak ada dalam perekonomian yang menganut perspektif Islam. Dengan begitu
dapat juga dikatakan bahwa perekonomian Islam tidak memiliki konsep
keseimbangan umum riil dan moneter dua sektoral (dual sector – konsep IS–LM).
Konsep keseimbangan umum dalam Islam lebih sebagai sebuah keseimbangan satu
sektoral (single sector), dimana keseimbangan umumnya identik dengan
keseimbangan pasar riil (barang dan jasa). Sehingga segala jenis aktifitas
ekonomi akan tergambar dalam interaksi permintaan dan penawaran pada pasar
barang dan jasa.
Dengan
pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi riil didukung secara signifikan oleh
sector investasi dan penyediaan uang, maka kedua sector ini yang kemudian
secara simultan dimasukkan dalam menjelaskan keseimbangan umum ekonomi (dalam
perspektif Islam). Sector investasi menjadi sector pendukung aktifitas ekonomi
riil yang begitu dominan perannya dalam corak perekonomian kontemporer saat
ini. Aktifitas ekonomi yang begitu rumit dengan ruang lingkup yang cukup luas
membuat sector investasi menjadi suatu aktifitas yang penting dalam
perekonomian. Sementara itu, perekonomian tentu tidak akan lengkap jika tidak
membahas keterkaitannya dengan penyediaan uang sebagai medium of transaction.
Urgensi dari keberadaan uang telah menjadi sebuah keharusan bagi sistem
ekonomi. Namun dalam Islam Uang tidak berperan lebih besar kecuali sebagai alat
pembayaran atau alat penyimpan nilai (kekayaan).
10.
Pendapatan Nasional
Secara
sederhana pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah
yang terkait dengan pendapatan nasional beragam antara lain:
Ø
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product /GDP)
Ø
Produk Nasional Bruto (Gross National Product /GNP)
Ø
Produk Nasional Neto (Net National product /NNP)
Perhitungan
pendapatan nasional akan memberikan perkiraan GDP secara teratur yang merupakan
ukuran dasar dari performansi perekonomiaan dalam memproduksi barang dan jasa.
Selain itu perhitungan pendapatan naional juga berguna untuk menerangkan
kerangka kerja hubungan antara variabel makro ekonomi yaitu output, pendapatan
dan pengeluaran..
Pendapatan
nasional adalah penjumlahan pendapatan individual. Secara konseptual,
pendapatan sama dengan pengeluaran. Oleh karena itu pengeluaran itu pasti
dipakai untuk membeli produk, maka besarnya pengeluaran itu pun samalah pula
dengan nilai produk. Karena dihasilkannya produk inilah, setiap individu
memperoleh pendapatan sebesar sumbangannya terhadap pembuatan produk tersebut.
Lingkaran inilah yang telah mengajarkan kepada kita, bahwa produk = pendapatan
= pengeluaran
Variabel
pendapatan nasional yang paling lengkap adalah GNP, yang merupakan penjumlahan
nilai final goods yang dihasilkan selama setahun. Kemudian, berturut-turut,
konsep-konsep pendapatan nasional adalah:
a.GNP
b. NNP
= GNP – Penyusutan
c.NI =
NNP – Pajak Tidak Langsung
d.Personal
Income = NI – (corporate tax + undivided corporate profit) + pembayaran
transfer
e.Disposable
Income = personal income – personal tax
12.0pt;">Sebuah perekonomian terbuka (empat
sektor), seluruh produk yang tergabung di dalam GNP itu dibeli oleh empat
pihak,yakni:
§ Konsumen
§ Investor
§ Pemerintah
§ Luar
negri
Sehubungan
dengan itulah, kita kenal konsepsi GNP sebagai GNP= konsumen,di tambah
investasi, ditambah pengeluaran pemerintah, di tambah ekspor netto, atau
Y = C +
I + G + ( X – M )Oleh karena GNP merupakan penjumlahan nilai pasar dari seluruh
barang dan jasa, maka GNP dapat berubah, baik karena berubahnya jumlah output,
maupun karena berubahnya tingkat harga.
C. Pengertian
Ekonomi Kesejahteraan
Ekonomi Kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu (O’Connel, 1982). Ekonomi kesejahteraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk mengevaluasi penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99). Ekonomi kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam alokasi sumberdaya (Besley, 2002).
Ilmu
ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif. Bidang
bahasan dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa yang
buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan bidang
kajian cabang ilmu ekonomi pasitif. (Allan M. Feldman: 2000). Ekonomi
kesejahteraan membahas tentang bagaimana akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan
secara optimal. Ekonomi kesejahteraan dalam bahasanya juga akan memikirkan
prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kajian ini mengarahkan
kegiatan ekonomi akan memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi. Yang
mana dalam pengertian yang lebih luas pembahasan dalam ekonomi kesejahteraan
adalah pembahasan yang tidak terlepas dari konteks ilmu sosial.
Kesejahteraan
sosial mengacu pada keseluruhan status nilai guna bagi masyarakat.
Kesejahteraan sosial adalah sering didefinisikan sebagai penjumlahan dari
kesejahteraan semua individu di masyarakat. Kesejahteraan dapat diukur baik
secara kardinal yang dalam dollar (rupiah), atau diukur secara ordinal dalam
terminologi nilai guna yang relatif.
Pedekatan
lebih umum terhadap kesejahteraan sosial dapat diperoleh dengan meneliti konsep
fungsi kesejahteraan sosial. Fungsi kesejahteraan sosial adalah kura indiferen
sosial yang memberikan kombinasi utilitas bagi individu-individu yang berbeda
yang memberikan tingkat kesejahteraan sosial yang sama. Untuk memudahkan
analisis diasumsikan di dalam masyarakat hanya ada dua individu (satrio dan
joko) dimana utilitas masing-masing individu dilambangkan dengan Us dan
Uj, maka fungsi kesejahteraan sosial :

a. Ukuran
Kesejahteraan
Terdapat
berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik, seperti
Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life
Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita
(Pendapatan Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari
dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari sisi konsumsi maka
kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran
yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan,
papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu.
Kesejahteraan
hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang
dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk, (2005:15) menyampaikan bahwa
kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari
tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat
kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan
peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari
peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah. Todaro
secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi kesejahteraan W (walfare)
dengan persamaan sebagai berikut:
W = W
(Y, I, P)
|
b. Kriteria
Pareto
Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto improvement dan pareto efficient. Kedua hal ini akan mempengaruhi
pengambilan keputusan suatu kebijakan ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan
pareto improvement adalah jika keputusan perubahan masih dimungkinkan
menghasilkan minimal satu pihak yang better off tanpa membuat pihak lain worse
off.
c. Tingkatan
Kesejahteraan Menurut Teori Pareto
Dalam teori ekonomi mikro ada yang dikenal dengan teori Pareto yang menjelaskan tentang tiga jenis tingkatan kesejahteraan, yaitu
1. pareto optimal. Dalam tingkatan pareto optimal
terjadinya peningkatan kesejahteraan seseorang atau kelompok pasti akan
mengurangi kesejahteraan orang atau kelompok lain.
2.pareto non optimal. Dalam kondisi pareto non-optimal
terjadinya kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan orang
lain.
3. pareto superior. Dalam kondisi pareto superior terjadinya
peningkatan kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan
tertinggi dari orang lain. Menurut teori pareto tersebut, ketika kondisi
kesejahteraan masyarakat sudah mencapai pada kondisi pareto optimal maka tidak
ada lagi kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan.
d. Kesejahteraan
dan Permasalahannya
Ilmu
ekonomi adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari kesejahteraan
terpenuhinya semua kebutuhan secara layak. Namun untuk mencapai kesejahteraan
dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena penuh dengan
permasalahan-permasalahan yang harus ditanggulangi.
1. Problema
kependudukan
Sebagian
besar negara di dunia menghadapi problema kependudukan atau demografi yakni
problema tentang cepatnya pertumbuhan penduduk, bahkan terjadi ledakan penduduk
yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi dan lapangan kerja sehingga
berdampak makro di bidang sosial dan ekonomi. Indonesia dalam bidang
kependudukan juga menghadapi problema pokok yakni : pertumbuhan penduduk yang
termasuk tinggi, dan kepadatan penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu
saja sangat berdampak pada banyak bidang, khususnya bidang sosial dan ekonomi.
2. Pengangguran
dan Inflasi
Masalah
pengangguran terjadi di banyak negara, khususnya negara miskin dan berkembang,
tentu saja termasuk Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan
penyediaan kesempatan kerja merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran
disamping karena faktor yang lain diantaranya : rendahnya kualitas sumber daya
manusia, rendahnya investasi, kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak
luar negeri dll. Tingginya pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi
dan berakibat pada minimnya jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk
yang dibutuhkan masyarakat, tentu saja hal ini akan berdampak pada naiknya
harga barang pada umumnya yang kita kenal dengan inflasi. Negara manapun di
dunia ini akan berusaha menstabilkan perekonomiannya dengan upaya utamanya
melalui pengendalian laju inflasi.
3. Pertumbuhan
dan pencemaran
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara akan selalu diiringi dan disebabkan oleh pertumbuhan
produksi. Pertumbuhan produksi ditandai dengan pertumbuhan beberapa sektor
produksi : ekstraktip, agraris, industri, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan
sektor produksi tersebut khususnya sektor industri, agraris dan ekstraktip
sangat mempengaruhi kualitas lingkungan, sehingga sering kita jumpai dampak
negatif dari pertumbuhan sektor ini menimbulkan pencemaran di darat, laut
maupun udara yang sangat mengganggu pada kualitas pertumbuhan makhluk hidup.
4. Masalah
kemiskinan dan kesehatan
Rendahnya
produksi, rendahnya kesempatan kerja, tingginya angkatan kerja, tingginya
jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya pendapatan individu dan
masyarakat yang tentu saja akan berakibat tingginya angka kemiskinan.
Kemiskinan
akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan untuk menjaga kesehatannya. Kondisi
ini banyak terjadi di negara-negara berkembang, lebih-lebih pada negara-negara
miskin.
5. Krisis
energi
Energi
merupakan bagian yang sangat penting bagi perekonomian, khususnya sektor
industri. Keberadaan dan produktifitas industri suatu negara sangat ditentukan
oleh kemampuan untuk menyediakan energi khususnya sebagai sumber tenaga.
Kemampuan menyediakan energi ini sangat ditentukan oleh faktor alam yang
dimiliki suatu negara dan sumber daya alam yang dimiliki khususnya minyak, batu
bara dan gas. Banyak negara maju yang mengalokasikan dananya cukup besar
memenuhi kebutuhan energi
BAB II
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1.
Keseimbangan umum atau equilibrium adalah kondisi dimana jumlah permintaan sama
dengan jumlah penawaran. Jumlah barang pada keadaan itu disebut kuantitas
keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk keadaan keseimbangan itu disebut
harga keseimbangan.
2.
Keseimbangan umum bisa terjadi pada harga barang, penawaran barang dan
permintaan barang, juga pada keseimbangan umum pada pasar persaingan sempurna
dan pada pasar persaingan tidak sempurna.
3.
Keseimbangan permintaan barang dan penawaran menghasilkan harga keseimbangan
yang lebih tinggi dan kuantitas keseimbangan yang lebih rendah. Tampak bahwa
dengan memasukkan biaya polusi ke dalam struktur biaya perusahaan, jumlah
barang yang dipertukarkan di pasar menjadi lebih rendah, artinya perusahaan
memproduksi lebih sedikit barang, dan dengan demikian lebih sedikit polusi yang
dihasilkan.
4. Ilmu
ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normative dimana
dalam ilmu ini membahas tentang bagaimana kegiatan ekonomi bisa berjalan
dengan optimal disamping juga memikirkan mengenai prinsip keadilan bagi seluruh
lapisan masyarakat.
5. Ukuran
kesejahteraan ekonomi bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi
(skala usaha).Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak
indikator keberhasilan yang dapat diukur misalkan kesejahteraan masyarakat
menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat
ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik,
perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas
masyarakat.
6. Kriteria
yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto
criteria. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg.
Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada
(minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang
dirugikan. Disini Pareto juga membagi tingkat kesejahteraan menjadi 3 jenis,
yaitu pareto optimal, pareto non optimal,dan
pareto superior
7. Dalam
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena kita
dihadapkan oleh berbagai permasalahan yang ada, seperti : Problema
kependudukan, Pengangguran dan Inflasi, Pertumbuhan dan pencemaran, Masalah
kemiskinan dan kesehatan, dan Krisis energi.
Comments
Post a Comment